Qamishli, Suriah (NusantaraBaru) – Bandara Qamishli di timur laut Suriah mengalami kehancuran besar akibat serangan intensif yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, (10/12/2024).
Serangan tersebut dilaporkan melibatkan serangkaian serangan udara dan artileri berat yang menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur bandara serta area sekitarnya.
Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa serangan ini merupakan bagian dari eskalasi konflik di kawasan tersebut, dengan bentrokan intensif antara pihak yang berseteru.
Bandara Qamishli, yang selama ini menjadi jalur penting untuk transportasi dan bantuan kemanusiaan, kini tidak dapat digunakan.
Kerusakan yang terjadi sangat besar. Hampir semua fasilitas utama di bandara hancur, kata seorang pejabat setempat yang dikutip dari North Press Agency.
Selain dampak fisik, serangan ini juga memicu ketegangan di antara penduduk lokal yang kini menghadapi ketidakpastian dan ancaman kekerasan lebih lanjut.
Ribuan warga sipil dilaporkan telah mengungsi dari kawasan tersebut, mencari perlindungan di daerah yang lebih aman.
Menurut pengamat internasional, situasi di Qamishli mencerminkan meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan tersebut.
Mereka menyerukan agar pihak-pihak yang terlibat segera menghentikan kekerasan dan memprioritaskan upaya dialog untuk menghindari korban sipil lebih lanjut.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Namun, insiden ini menambah daftar panjang penderitaan rakyat Suriah yang telah bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang konflik.
Dampak Serangan pada Stabilitas Wilayah
Penghancuran Bandara Qamishli tidak hanya berdampak pada logistik dan transportasi di kawasan, tetapi juga meningkatkan risiko eskalasi konflik yang dapat menyebar ke wilayah lain di timur laut Suriah.
Para analis memperingatkan bahwa jika situasi tidak segera dikendalikan, potensi krisis yang lebih besar mungkin tak terhindarkan. ***