16 September (NusantaraBaru) – Indonesia melalui Kementerian Perhubungan turut hadir dalam kegiatan 2nd Asia Pacific Ministerial Conference on Civil Aviation yang diselenggarakan di India.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, M. Kristi Endah Murni, mewakili Menteri Perhubungan dalam konferensi tersebut, menyampaikan beberapa usulan penting demi peningkatan sektor penerbangan di kawasan Asia Pasifik.
Dalam kesempatan itu, Kristi menyampaikan kontribusi Indonesia terkait penyusunan Delhi Ministerial Declaration 2024, yang merupakan kelanjutan dari Beijing Ministerial Declaration 2018.
Beberapa poin yang disampaikan Indonesia, di antaranya:
1. Global Aviation Safety Plan (GASP)
Indonesia mengusulkan agar setiap negara di Asia Pasifik meningkatkan target keselamatan penerbangan sesuai kemampuan masing-masing, serta menyesuaikan dengan kebutuhan dan ekspektasi negara anggota serta industri penerbangan.
2. Facilitation
Usulan Indonesia juga menyoroti pentingnya fasilitasi pergerakan orang, barang, kru, dan pesawat di bandara internasional dengan memanfaatkan teknologi terbaru. Pemeriksaan dokumen perjalanan diusulkan agar lebih efisien melalui penerapan teknologi, serta dilakukan monitoring secara intensif terhadap penggunaannya.
3. Gender Equality
Indonesia menegaskan bahwa partisipasi wanita dalam sektor penerbangan sipil telah mencapai 25% dari total populasi, dengan 587 Inspektur dan Teknisi Wanita, 595 Pengatur Lalu Lintas Udara (ATC), 416 Pilot Wanita, dan 173 Petugas Komunikasi Aeronautika Wanita.
Dalam sesi implementasi konferensi ini, beberapa langkah strategis yang disepakati antara lain:
1. Audit Keamanan Penerbangan
ICAO diharapkan melakukan koordinasi intensif dan bimbingan teknis terkait mekanisme audit, termasuk sistem penilaian audit kepada negara-negara yang akan diaudit.
2. Pengurangan Emisi Karbon
Kolaborasi antarnegara Asia Pasifik diusulkan untuk mendorong pengembangan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel – SAF), penggunaan bahan bakar rendah karbon, dan sumber energi ramah lingkungan.
Pada akhir konferensi, para Menteri sepakat mengesahkan Delhi Ministerial Declaration 2024 yang mencakup keselamatan dan keamanan penerbangan, navigasi, fasilitasi, kesetaraan gender, penyediaan sumber daya, serta perjanjian udara internasional.
Deklarasi ini diharapkan mampu mewujudkan penerbangan sipil yang aman, efisien, ekonomis, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Selanjutnya, pelaksanaan deklarasi ini akan dipantau melalui pertemuan teknis Working Group serta kerja sama antara regulator dan operator penerbangan.
Mewakili Indonesia, kami mengapresiasi Pemerintah India sebagai tuan rumah konferensi yang telah berjalan lancar dan menghasilkan komitmen penting di bidang penerbangan, ujar Kristi.
Kristi juga menyampaikan bahwa Indonesia telah sukses menjalani ICAO Universal Security Audit Programme Continuous Monitoring Approach (USAP-CMA) pada Juni 2024.
Audit tersebut berjalan lancar dan Indonesia mendapatkan hasil memuaskan dengan skor Effective Implementation (EI) 88,53%, tanpa adanya isu-isu kritis di bidang keamanan penerbangan, tutupnya. ***