Tokyo (NusantaraBaru) – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, bersama Ditjen Dukcapil Kemendagri, melakukan kunjungan resmi ke Tokyo, Jepang.
Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama antarnegara dalam memanfaatkan data kependudukan secara optimal, terutama di era digitalisasi yang terus berkembang.
Bima Arya menyampaikan bahwa data kependudukan yang akurat dan mutakhir adalah fondasi bagi kebijakan publik yang tepat sasaran.
Kita perlu memastikan bahwa seluruh warga negara kita, baik di dalam maupun luar negeri, tercatat dengan baik. Data yang baik akan menghasilkan kebijakan yang berdampak nyata, ujar Bima Arya saat kunjungan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo.
Kunjungan ke GRIPS dan KBRI Tokyo
Kegiatan ini berlangsung di dua lokasi penting, yaitu National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS) dan KBRI Tokyo.
Turut hadir Plh. Dirjen Dukcapil Handayani Ningrum, Dirjen Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Judha Nugraha, serta Deputy Chief of Mission (DCM) KBRI Tokyo, Maria Renata Hutagalung.
Bima Arya menekankan pentingnya digitalisasi layanan kependudukan untuk memudahkan akses bagi seluruh masyarakat, termasuk di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) dan Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
Ia juga mendorong implementasi layanan berbasis digital, seperti lapor diri online, agar WNI di luar negeri lebih mudah mendapatkan akses terhadap layanan administrasi.
Pembelajaran dari Jepang
Dalam diskusi, Bima Arya mengapresiasi kemajuan Jepang dalam pengelolaan data kependudukan.
Sistem digital yang terintegrasi, terutama dalam pengolahan data kematian dan perlindungan data pribadi, menjadi inspirasi bagi Indonesia.
Kita bisa belajar banyak dari Jepang. Sistem mereka sangat terstruktur dan aman. Ini bisa menjadi contoh untuk memajukan pencatatan sipil di Indonesia, ujar Bima Arya.
Plh. Dirjen Dukcapil, Handayani Ningrum, menambahkan pentingnya interoperabilitas data agar pemerintah dapat mengolah dan memanfaatkan data secara efektif.
Sumber daya pengolahan data kita masih terbatas. Interoperabilitas menjadi kunci agar data dapat diolah dengan cepat dan dimanfaatkan untuk kebijakan publik, jelasnya.
Dukungan untuk WNI di Luar Negeri
Dirjen PWNI, Judha Nugraha, menyoroti pentingnya data kependudukan yang akurat dalam melindungi hak-hak WNI di luar negeri.
Ia memastikan pemerintah terus memfasilitasi layanan seperti pencatatan akta kelahiran dan kematian bagi WNI yang tinggal di luar negeri.
Maria Renata Hutagalung dari KBRI Tokyo juga mendukung inisiatif ini.
Kerja sama antara pemerintah pusat dan kedutaan sangat penting untuk memastikan setiap WNI mendapatkan hak-haknya. Kami siap mendukung penuh langkah-langkah untuk meningkatkan pelayanan publik bagi WNI di Jepang, ungkapnya.
Harapan untuk Masa Depan
Mengakhiri kunjungan, Bima Arya menyampaikan optimisme bahwa kolaborasi lintas sektor dan negara dapat memperkuat fondasi pembangunan Indonesia.
Dengan langkah yang tepat dan dukungan dari semua pihak, data kependudukan bisa menjadi pilar penting dalam mewujudkan visi besar Indonesia 2045, tutupnya.
Kunjungan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat hubungan Indonesia-Jepang sekaligus memajukan sistem pencatatan kependudukan nasional. ***