Jakarta (NusantaraBaru) – Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (ASDEKI) resmi menjalin kerjasama strategis dengan Inland Port Perlis Sdn. Bhd. (IPPSB) berkolaborasi dengan Penang Port Sdn. Bhd. (PPSB).
Langkah ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan logistik lintas batas di kawasan ASEAN, khususnya antara Indonesia dan Malaysia.
Ketua Umum ASDEKI, Khairul Mahalli, menyampaikan bahwa kerjasama ini melanjutkan rencana yang sudah lama dirancang.
Perlis adalah bagian penting dari Malaysia untuk meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Malaysia, khususnya dalam sektor depo kontainer, ujarnya melalui keterangan tertulis kepada media, Kamis (21/11/2024).
Tidak hanya terbatas pada pengelolaan pelabuhan, ASDEKI juga menjalin kerjasama di bidang peningkatan sumber daya manusia (SDM).
Kita dapat saling melengkapi dalam hal tenaga kerja yang memiliki keterampilan di sektor depo kontainer. Pelatihan bersama akan menciptakan tenaga kerja berkualitas dengan kualifikasi internasional, sehingga bisa membuka lebih banyak lapangan kerja, tambah Khairul.
Meningkatkan Akses Pasar ASEAN
Khairul menjelaskan, kerjasama ini sejalan dengan misi ASDEKI untuk memperluas penetrasi pasar ASEAN.
Secara bertahap, kita akan masuk ke semua pelabuhan di ASEAN. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas dan menjadikan pelabuhan Indonesia sebagai alternatif transhipment dengan biaya logistik yang kompetitif, katanya.
Dengan langkah ini, ekspor produk Indonesia diharapkan dapat menembus pasar internasional lebih mudah, tanpa bergantung pada Port Klang, Malaysia, atau Singapura.
MOU dan MOC: Langkah Strategis
Sebelumnya, IPPSB, pengembang Perlis Inland Port (PIP), telah menandatangani Nota Kesepahaman (MOU) strategis dengan PPSB dan Nota Kolaborasi (MOC) dengan ASDEKI.

Penandatanganan ini menggarisbawahi visi bersama untuk meningkatkan perdagangan regional, mengoptimalkan logistik, dan memperkuat posisi Malaysia dalam koridor logistik ASEAN.
Perlis Inland Port (PIP), yang terletak di Kawasan Industri Lembah Chuping, memainkan peran strategis sebagai penghubung Malaysia dengan mitra dagang utama, termasuk Indonesia, Singapura, Thailand, Laos, dan Tiongkok.
Kerjasama ini diyakini akan membawa dampak positif tidak hanya bagi Indonesia dan Malaysia, tetapi juga bagi perkembangan logistik dan perdagangan di kawasan ASEAN secara keseluruhan. ***